Teknologi Blockchain Untuk Transparansi Dan Keamanan Pada Era Digital
Teknologi Blockchain untuk Transparansi dan Keamanan
pada Era Digital
Oleh Dra.
Manovri Yeni, M.Si dan Devi Kumala, S.Si, M.T, 2020
Disusun Oleh
Ajeng Mardhiyanti S.(10116440)
Brilliant Akbar N.(11116483)
Dhio Reza Prasetyo(11116942)
Fauzan Azhary R.(12116714)
Nabila Wafiqlia(15116222)
Verdian Asi Marco(17116515)
Kelas : 4KA15
Pengantar Bisnis
Teknologi Informasi
Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2019 – 2020
Teknologi Blockchain Untuk Transparasi dan
Keamanan Pada Era Digital Oleh Dra. Manovri Yeni, M.Si dan Devi
Kumala, S.Si, M.T, 2020
Mulai dikenal secara luas pada tahun 2009, blockchain adalah
teknologi baru yang menggunakanbeberapa teknik kriptografi dan distribusi data
secara desentralisasi untuk penyimpanan data. Teknologi blockchain memiliki
kemanan yang tinggi, dimana data sulit untuk dimanipulasi,namun transparan,
dimana user dapat dengan mudah mengecek validitas data. Beberapapenerapan
teknologi blockchain antara lain adalah mata uang digital, smart contract dan
supplychain management.
Blockchain adalah kumpulan data yang saling terkait dengan
menggunakan teknik kriptografi. Teknologi blockchain pertamakali dicetuskan
pada tahun 1991 oleh Stuart Haber dan W. Scott Stornetta dan kemudian
direalisasikan oleh seorang anonim bernama samaran Satoshi Nakamoto yang
menciptakan teknologi blockchain yang menjadi dasar pembuatan mata uang
kriptopopuler bernama Bitcoin. Seiring dengan menanjaknya kepopuleran Bitcoin
dan matauang digital, teknologi blockchain juga mulai dilirik untuk diterapkan
di berbagai bidang selain keuangan. Teknologi block chain yang bersifat desentralisasi danaman terhadap manipulasi
atau peretasan data menjadikannya sangat menarik untuk diterapkan pada era
Internet of Things . Oleh karena itu, dalam artikel ini penulisakan membahas
mengenai penerapan teknologi blockchain pada era digital.
Blockchain adalah sebuah teknologi yang berawal dari sebuah
gagasan tentang data digital yang dapat dengan aman disimpan dan dikirimkan
tanpa resikoperetasan ataupun manipulasi karena sifatnya yang desentralistik.
Secara tradisional, banyak aspek dalamkehidupan kita, termasuk dalam dunia
digital, yang dikendalikan oleh suatu entitas, sehingga mau tidak mau kita
harus mempercayai entitas tersebut. Misalnya saja bank, agar bisa melakukan berbagaimacam
transaksi keuangan seperti mentransfer uang kita harus mempercayai bank yang
mengontrol, menjalankan dan mevalidasi transaksi tersebut.
Walau pada hakekatnya bank terikat hukum dan peraturan,
namun tetap saja ada resiko mempercayakan transaksi keuangan padasatu atau
sekelompok entitas. Alternatifnya adalah melakukan transaksi langsung antara
dua pihak tanpa bank, namun risikonya justru semakin besar, karena tidak adanya
validasio atau jaminan keamanan pada transaksi langsung antar dua individu.
Teknologi blockchain lalu muncul untukmengatasi masalah ini, dimana
pertukarandata atau transaksi divalidasi oleh sistem sebelum disimpan secara
permanen dalam catatan buku/ledger yang berbentuk rantai blok data yang saling
terkait namun penyimpanannya tersebar alih alih hanya oleh satu pihak saja. Asymmetric Key Encryption Teknik
enkripsi adalah teknik mengubahsuatu data dari satu bentuk ke bentuk laindengan
menggunakan fungsi matematistanpa mengubah isinya, sedemikian hingga hanya
pihak tertentu yang memiliki key atau kunci sandi untuk mengubah kembali data
enkripsi ke bentuknya semula yang mampu mengakses data tersebut. Enkripsi
merupakan dasar dari pengamanan data digital. Teknik enkripsi yang digunakan
pada teknologi blockchain adalah asymmetric keyencryption atau disebut juga
sebagai public-private key cryptosystem, dimana setiap useratau pengguna
membuat dua buah key berupa public key dan private key. Public key berfungsi
untuk mengidentifikasi transaksi yang dilakukan oleh user pada terhadap System
Blockchain sedangkan private key berfungsi untuk melakukan otorisasi user agar
dapat melakukan transaksi menggunakan public key. Deskripsi lain menjelaskan
bahwa publickey dibutuhkan untuk melakukan enkripsidata transaksi agar dapat
ditambahkan ke ledger publik pada system blockchain sedangkan private key
dibutuhkan untuk melakukan dekripsi data. Public key dapat disebarkan ke pihak
umum sedangkan private key harus disimpan secara pribadi oleh user, seperti
halnya password atau pin. Ada dua jenis cara penggunaan asymmetrickey
encryption. Yang pertama adalah pengiriman data rahasia, dimana pengirim data
melakukan enkripsi terlebih dahulu dengan private key, lalu mengirim data
terenkripsi ke pihak kedua beserta publickey untuk melakukan dekripsi data.
Cara kedua adalah menggunakan private dan public key untuk melakukan
penandatanganan pada data. Misalnya ada satu user yang melakukan transaksi
keuangan. User tersebut kemudian melakukan enkripsi data dengan private key
yang dimilikinya, lalu mempublikasi data transaksi yang belum dan sudah
dienkripsi beserta public key yang dimilikinya. Pihak lain dapat melakukan
dekripsi data dengan public key, lalu melakukan perbandingan data hasil
dekripsi dengan data asli, untuk memastikan bahwa data tersebut benar dienkripsi
menggunakan private key milik user tersebut. Teknik ini disebut dengan tanda tangan digital Fungsi hash dan
Hashchain.
Fungsi hash atau hash function merupakan fungsi matematis
yang mengubah data kedalam bentuk data lain dengan jumlah tetap yang disebut
sebagai nilai hash atau hash. Berbeda dengan enkripsi, data yang diubah ke
dalam bentuk hash biasanya tidak dapat lagi diubah ke dalam bentuk asalnya.
Contoh fungsi hash adalah modulo,dimana semua bilangan integer yang jumlahnya
tak hingga dapat dibagi dengan konstanta integer dimana sisa pembagiannya
tersebut merupakan nilai hash dari hasil fungsi modulo. Nilai hash ini
jumlahnya tetap, namun hasil konversi modulo tidak dapat digunakan untuk
membangun ulang nilai awalnya. Sifat fungsi hash dimana biasanya tidaklah
mungkin untuk membangun ulang data asli dari nilai hash menjadikan fungsi hash
cocok untuk diterapkan dalam teknik kriptografi. Fungsi hash dalam kriptografi
disebut sebagai cryptographic hash function. Pada blockchain, fungsi hash
digunakansebagai teknik pengamanan dan validasi data. Data-data transaksi yang
hendakditambahkan pertama dikemas ke dalam satublok data sebelum dikonversi
menggunakan fungsi hash. Fungsi hash pada blockchain menggunakan nilai hash
dari bloksebelumnya untuk melakukan perhitungan hash blok baru. Dengan demikian, setiap blok saling terhubung satu sama lain
seperti pada mata rantai Peer-to-peer Network
Penerapan Teknologi Blockchain
Peer to peer Mata Uang Kripto
Mata uang kripto adalah konsep yangdipopulerkan oleh Satoshi
Nakamoto melalui mata uang Bitcoin. Konsep mata uang kripto adalah menciptakan
asset digitalyang dapat digunakan untuk transaksibarang dan jasa, dimana asset
digital berupamata uang kripto ini tidak dibuat
atau dikendalikan oleh satu pihak melainkan diatur oleh suatu sistem
terdistribusi melalui teknologi blockchain. Pada sistem mata uang kripto,
setiap user memiliki akun digital yang disebut sebagai wallet atau dompet, berisikan private key,public key
dan address atau alamat. Mata uang kripto tidak dicetak oleh satu pihak dan
transaksinya tidak pula dijalankan oleh satu pihak tertentu. Ketika dua pihak
menjalankan transaksi mata uang kripto,jumlah mata uang yang ditransaksikan
oleh pihak pengirim terikat dengan private keymilik pengirim. Pengirim lalu
mentransfer mata uang tersebut ke alamat penerima. Proses ini mengikat mata
uang yang dikirimkan dengan private key penerima. Data transaksi ini lalu
divalidasi oleh userlain Keamanan Private Key
Penerapan public-private key menjadikan data pada blockchain
menjadi sangat aman karena tidak ada
satu pihak yang memiliki akses mutlak terhadap data. Namun di sisilain, ketika
user kehilangan private keymereka, maka user tersebut kehilangan akses secara
permanen, dikarena kan tidak ada cara untuk membuat ulang private key yang
hilang tersebut. Hal ini menjadikan blockchain memiliki risiko tinggi bagi user.
Smart Contract
Secara tradisional, kontrak adalah dokumen persetujuan
antara dua atau lebih pihak yang mana mencantumkan syarat-syarat dan perjanjian
antar pihak. Salah satu jenis dokumen adalah dokumen yang berisikan perpindahan
asset. Misalnya saja dokumen jual beli. Pada smart kontrak, syarat-syarat dan
perjanjian pada kontrak diubah menjadi kode sehingga komputer dapat melakukan
validasi apakah syarat-syarat dan perjanjian telah terpenuhi.
Supply Chain Management
Mirip dengan smart contract, pada supply chain management
produk diberikan tag digital, misalnya QR code. Selagi produk tersebut berjalan
mengikuti mata rantai suplai, perpindahan produk dari satu tahap ke tahap
lainnya dilakukan menggunakan private-public key. Transaksi perpindahan lalu
direkam ke dalam blockchain, yang memungkinkan user melacak perpindahan produk
dari tahap produksi, distribusi, retail hingga pengguna akhir. Dalam hal ini, blockchain berperan sebagai pengawas
lintasan produk dan penyimpanan datanya. Untuk keamanan produk itu sendiri, terutama produk
non-digital, perlu menggunakan teknologi lainnya.
Blockchain Untuk Transparensi dan Keamanan Data Digital
Salah satu focus utama pada teknologi blockchain adalah
kemanan datanya. Data pada blockchain dilindungi oleh beberapa lapis teknologi
sekunder seperti hash, hashchain, private-public key, dan distribusi data P2P.
Hal ini menjadikan blockchain ideal
untuk penyimpanan data publik yang rentan akan manipulasi. Misalnya saja data
identitas penduduk. Identitas penduduk adalah data yang rentan manipulasi dan
peretasan sehingga harus disimpan dengan keamanan tingkat tinggi, namun pada
saat yang bersamaan harus pula mudah diakses oleh publik untuk berbagai macam
hal, misalnya validasi data. Hal ini menjadikan blockchain ideal untuk
penyimpanan data semacam ini.
Keterbatasan Blockchain
Secara umum, teknologi blockchain saat ini masih memiliki
keterbatasan :
1) Data yang
tidak portable
Blockchain merupakan suatu teknologi yang mendasari
pembuatan aneka macam sistem. Akan tetapi setiap sistem yang dibangun
menggunakan teknologi blockchain saling terpisah satu sama lain. Ketika satu
user mengggunakan sistem blockchain, akan sulit atau bahkan mustahil
mengintegrasikan atau memindahkan data antara satu system dengan lainnya.
2) Tidak Adanya
Regulasi dan Standar
Dikarenakan teknologinya yang masih sangat muda, belum ada
regulasi yang tepat yang dapat mengatur blockhain. Tanpa regulasi atau standar
implementasi, hanya tinggal masalah waktu sebelum muncul masalah-masalah yang
berkaitan dengan blockchain.
3) Keamanan
Private Key
Penerapan public-private key menjadikan data pada blockchain
menjadi sangat aman karena tidak ada satu pihak yang memiliki akses mutlak
terhadap data. Namun di sisi lain, ketika user kehilangan private key mereka,
maka user tersebut kehilangan akses secara permanen, dikarenakan tidak ada
cara untuk membuat ulang private key
yang hilang tersebut. Hal ini menjadikan blockchain memiliki risiko tinggi bagi
user.
Kesimpulan
Blockchain adalah teknologi baru yang memiliki potensi
tinggi. Di era digital seperti sekarang, transparensi dan keamanan data digital
menjadi prioritas di berbagai aspek kehidupan, dan blockchain mampu
memberikannya. Blockchain saat ini telah diterapkan ke dalam berbagai macam
bidang, seperti mata uang digital, smart contract dan supply chain management.
Walau potensinya besar, blockchain masih memiliki kekurangan besar, seperti
tidak adanya standar implementasi dan regulasi serta risiko kehilangan public
key milik user
Komentar
Posting Komentar